“You stay in touch with the boy who dreamed impossible dreams.”
- Hugh Hefner -
Kamu sedang berteman dengan seorang bocah yang bermimpi tentang hal
yang nggak mungkin. Yupz.. Bener banget, dari dulu sampai sekarang aku
cuma jadi bocah pemimpi. Tapi, justru dari mimpi itulah aku semangat
mengejar mimpi dengan bekerja keras. Walaupun nggak semua mimpi itu
bakal terwujud, tapi setidaknya aku punya
gambaran masa depanku nanti. Apa yang ada dalam pikiranku, aku catat di
buku atau aku tulis di secarik kertas terus tempel di dinding kamar.
Awalnya sih hanya senang saja merancang masa depan dengan mimpi-mimpi
lewat catatan di kertas yang bisa aku tulis sesuka hati. Aku susun
kertas mimpi itu dan dibagi antara kertas mimpi masa depan dengan kertas
mimpi saat ini, terus aku tempel di dinding kamar sebagian lagi aku
catat di buku mimpi. Untuk mimpi saat ini aku tulis lebih simple dengan
melihat kondisiku pada saat sekarang. Sementara untuk kertas mimpi masa
depan aku tulis apa saja mimpi-mimpiku. Sebanyak-banyaknya. Panjang
banget. Berderet-deret. Berbaris-baris. Kadang sambil nulis, aku suka
senyum-senyum sendiri karena ibarat jalan cerita sebuah film.
Nggak cukup sampai disitu. Karena hobi banget mimpi, itu bikin aku
kreatif lewat tulisan, entah berapa rak penuh dengan buku mimpiku.
Kubagi lagi mimpi-mimpi itu dalam beberapa aspek. Agama, pendidikan,
pekerjaan, keluarga, masyarakat dan hiburan. Nggak cuma mimpi saja yang
aku catat, tapi di lembar berikutnya aku tulis, “How to get it”. Bukan
mimpi tanpa realita. Tapi mimpi yang butuh action agar bisa terealisasi.
Aku tulis langkah-langkah apa saja yang harus aku lakukan untuk
mencapainya. Hal-hal apa saja yang wajib aku pelajari untuk bisa menuju
kesana. Nggak lupa aku tulis waktunya. Tahun segini harus begini, tahun
berikutnya harus begitu. Begitu seterusnya.
Aku nggak berpikir
untuk menjadi yang terbaik, tapi aku selalu ingin berusaha melakukan
yang terbaik dalam segala kesempatan untuk mewujudkan mimpi-mimpiku
karena musuh terbesar bukanlah orang lain tapi diriku sendiri. Musuh
melawan rasa malas dan tentu saja hawa nasfu yang mendarah daging dalam
fitrah sebagai manusia. Tentu saja dengan terus berusaha agar dari waktu
ke waktu ada peningkatan dan perbaikan.
Tapi terkadang
kebanyakan orang hanya sekedar punya mimpi tanpa ada aksi. NATO (No
Action Talk Only) atau saking bosennya banyak penghalang yang membuat
kita putus asa, biasanya langsung bilang "Nggak bisa, Nggak mungkin dan
Aku sudah tahu".
“You Are What You Think You Are”. Kalau isi
pikiran kita dipenuhi dengan ketiga kata-kata di atas, sudah bisa
dipastikan kita akan menjadi seperti yang kita pikirkan. Kita akan terus
terpuruk di dalam kubangan kegagalan, nggak berani bangkit dan
melangkah maju. Kita juga akan berjalan di tempat karena nggak ada
sesuatu hal baru yang kita ketahui. Kita nggak bisa bergerak maju ke
depan karena pengetahuan yang kita miliki yang kita pikir sudah cukup
banyak itu nggak bisa membuat kita melangkahkan kaki ke depan.
Kalau kamu punya impian yang belum terwujud, buang jauh-jauh 3 kata-kata
terlarang tadi dan segera penuhi pikiran kita dengan 3 kata-kata yang
merupakan kebalikannya. “Aku Bisa”; “Itu Sangat Mungkin”; dan “Aku Harus
Terus Belajar.
Difficult, yes!. Impossible No!
(Source: www.galleryhip.com)
Nggak ada yang nggak mungkin kalau kita terus berusaha mengejar mimpi.
Meskipun akan ada berbagai macam pengorbanan, akan tetapi itulah trade
off yang harus dipertukarkan atas mimpi yang akan diperoleh. No free
lunch!, semua harus tukarkan dengan usaha dan kerja keras, dan
tentu saja harus di iringi dengan doa dan munajat kepada sang pencipta.
Pahala atau rewards nggak datang begitu
saja, tetapi harus tukarkan dengan pengorbanan dan kompetisi.
Begitulah hidup, seperti mendaki puncak gunung. Kita nggak dapat
menancapkan bendera penakluk dalam keadaan segar bugar tanpa kelelahan.
"The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams" - Eleanor Roosevelt -
Seperti pepatah diatas bahwa masa depan hanya milik mereka yang percaya
keindahan mimpi-mimpi mereka. Kita juga harus percaya dengan kemampuan
diri kita sendiri. Segera rencanakan semua mimpi kita secara rasional.
Mimpi dan Imajinasi semuluk apapun masih ada kemungkinan bisa terwujud.
Kembangkan kemampuan mengevaluasi dan kemauan belajar. Apapun hasil yang
akan diperoleh, biasakanlah untuk melakukan refleksi sejenak. Merenung
dan mencari makna dari pencapaian yang telah kita peroleh akan
membiasakan kita untuk belajar dari pengalaman dan masa lalu. Ini akan
membuat kita semakin ahli dan memiliki khasanah berfikir yang luas dalam
memperkirakan pola-pola yang akan terjadi di dalam perjalanan
berikutnya.
Raihlah Mimpimu!
Semua orang punya impian yang mungkin belum terwujud, aku salah satunya
pemimpi itu. Impianku memiliki sebuah rumah yang mewah dan megah, kalau
mimpi jangan tanggung-tanggung, nggak bayar juga kan? Seringkali kita dengar,
kalau mimpi jangan tinggi-tinggi nanti kalau jatuh sakit dan
banyak orang yang nggak berani bermimpi juga memiliki impian tinggi
karena takut resiko akan jatuh.
Sebenarnya
nggak ada salahnya memiliki mimpi setinggi mungkin, asal kita bisa
mengubahnya menjadi sebuah impian dan punya komitmen yang kuat dalam
menggapainya. Banyak orang yang bermimpi setinggi mungkin tapi nggak
menjadikannya sebuah impian, sehingga mimpi tersebut hanyalah menjadi
angan-angan belaka.
Ada juga yang sudah punya impian tapi
nggak punya komitmen yang kuat, sehingga saat ada 1 orang saja
meremehkannya malah langsung 3D (Drop, Down, Desperate) padahal ia tidak
menyadari ada 1000 orang yang mendukung mimpinya. Percayalah saat 1
pintu tertutup, masih ada 1000 pintu terbuka. Hanya saja terkadang kita
sudah 3D dulu sebelum menemukan 1000 pintu terbuka itu. Saat kita punya
komitmen, jatuh dari impian setinggi apapun hanya terasa seperti
tersandung batu kerikil. Kisah di bawah ini mungkin akan membuka jalan pikiran kalian.

(Source: desaiinrumahmudah.com)
Beberapa puluh tahun yang lalu,
ada seorang anak petani di sebuah desa terpencil.
Disuatu hari saat anak petani itu sekolah, sang guru seni menyuruh anak didiknya untuk menggambar rumah impiannya.
Sangat nggak disangka anak petani ini menggambar rumah yang sangat besar dan mewah.
Dengan keyakinan tinggi si anak merasa bahwa gambarnya bagus dan layak mendapatkan nilai 100, namun apa yang terjadi?
Sang guru memberikan nilai 50 untuk gambarnya tersebut.
Anak petani tersebut memprotes sang guru, "Bu guru kenapa aku dapat nilai 50 padahal rumah yang ku gambar sangat bagus ?"
Sang guru menjawab, "Kamu terlalu bermimpi! Bagaimana mungkin kamu
seorang anak petani di desa kecil ini dapat memiliki rumah besar dan
mewah seperti itu? sangat nggak masuk akal!!"
Rupanya anak
petani tersebut benar-benar kecewa dengan penilaian gurunya tersebut,
namun dia tidak putus asa, kejadian ini membuat dia benar-benar berjuang
keras untuk mewujudkan mimpinya.
Di akhir cerita, terbuktilah
bahwa anak petani di desa terpencil tersebut berhasil mewujudkan
mimpinya, ia sekarang telah menjadi pengusaha sukses dan berhasil
membangun sebuah rumah besar dan mewah seperti yang dahulu di
impikannya.
Saat rumah tersebut selesai dibuat, ia mengundang
semua teman-teman dan warga di sekitar rumahnya, termasuk gurunya yang
dahulu memberikan nilai 50 untuk mimpi besarnya.
Sang guru
hanya bisa terdiam dan tercengang saat melihat sebuah gambar yang sudah
lusuh dalam sebuah pigura yang indah, sebuah gambar rumah besar dan
mewah dengan nilai 50, tulisan tangan sang guru.
Pelajaran
berharga yang bisa diambil dari kisah ini, jangan pernah berkecil hati
jika orang-orang menertawakan mimpi-mimpi kita, jangan takut mengejar
mimpi meskipun kita dianggap sebagai orang gila.
Tidak mudah
memang untuk mewujudkan mimpi yang kita inginkan, tetapi ketika kita
percaya bisa mewujudkannya dengan kerja keras, nggak ada yang nggak
mungkin.. Tetap semangat mengejar mimpi walaupun terkadang jalannya
berliku dan kita akan jatuh sesaat.
Bermimpilah! Mimpi membantu
kita menyiapkan keberhasilan. Ikrarkan saja, “Aku pasti menjadi orang
yang berhasil!” Itu bukan ungkapan sombong tapi ungkapan positif yang
penuh dengan keoptimisan, bila perlu buat notes dan tempel di dinding
kamar.
Bermimpilah! Jadilah seorang pemimpi dengan aksi dan
susunlah masa depan dari sekarang, bermimpi sebanyak-banyaknya, gali
potensi, teruslah belajar, jangan malas dan terus cetak prestasi! Tentu
saja doa sebagai senjata yang ampuh untuk semuanya. Biarkan tuhan yang
menentukan setelah kita berusaha dan bekerja keras.
Twenty
years from now you will be more disappointed by the things that you
didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail
away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore.
Dream. Discover. - Mark Twain -
20 tahun dari sekarang, kamu
akan lebih banyak kecewa akan hal-hal yang nggak pernah kamu lakukan,
ketimbang sebuah kesalahan yang pernah kamu lakukan. Untuk itu, buang
ketakutanmu, berlayarlah keluar dari pelabuhan itu. Kejar ke mana angin
membawamu berlayar. Jelajahi. Bermimpi. Dan temukan.